Tugu Lawet Kebumen Punya Sejarah
Tugu Lawet Kebumen merupakan tempat yang paling sering saya lewati selama berada di Kebumen. Salah satunya karena saya menginap di sebuah hotel yang letaknya sangat dekat dengan tugu, dan lokasi Tugu Lawet berjarak kurang dari 1 km ke Alun-alun Kota Kebumen. Tugu Lawet juga berada di tengah simpang empat.
Kebumen ber-“Tugu Lawet” poenya Sejarah
Lawet adalah walet dalam bahasa setempat, burung laut yang sarangnya diburu dan membuat banyak orang kaya karena harganya mahal. Sarang burung walet mengandung glikoprotein yang meregenerasi kolagen, salah satu protein di tubuh manusia yang membuat kulit halus dan cerah.
Tugu Lawet Kebumen dikerjakan oleh seorang pemahat bernama Suko pada 1975. Tak ada informasi lain tentang pemahat ini selain bahwa ia adalah rekan dari Teguh Twan, pemahat lulusan Akademi Seni Rupa Indonesia tahun 1960 yang mengerjakan Monumen Perjuangan Kemit. Melihat dari kualitas tugu, boleh jadi Suko juga lulusan akademi yang sama.
Kisah Latar Belakang Tugu Lawet Bumen
Tugu Lawet atau Tugu Walet atau Kupu Tarung adalah sebuah tugu atau monumen yang berada di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Keberadaan tugu ini berkaitan erat dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Kebumen yaitu penghasil sarang Burung lawet. Burung Lawet adalah Burung walet dalam bahasa setempat, burung laut dari keluarga Apodidae yang sarangnya selalu diburu dan harganya sangat mahal. Sarang Burung walet mengandung glikoprotein yang sanggup meregenerasi kolagen, salah satu protein dalam organ tubuh manusia, yang membuat kulit halus dan cerah.
Tugu Lawet berada di simpang empat pusat Kota Kebumen sehingga akan dapat dijumpai dengan mudah. Tugu Lawet dibuat untuk menggambarkan aktivitas serta perjuangan para pengunduh sarang Burung walet di goa-goa pada tebing karang pesisir selatan Kabupaten Kebumen yang penuh tantangan serta risiko. Goa-goa yang dimaksud tersebut merupakan goa-goa yang ada di peisir selatan Kecamatan Ayah dan Kecamatan Buayan. Goa-goa tersebut dikenal dihuni oleh Burung walet. Bentuk Tugu Lawet yang tidak beraturan menggambarkan kontur karang pesisir selatan Kebumen terjal. Terdapat lima patung manusia yang menggambarkan para pengunduh serta dua ekor patung Burung walet raksasa di puncak tugu.Lima patung manusia yang hanya mengenakan celana pendek untuk menggambarkan kesederhanaan para pengduh jaman dahulu.
Dahulu Tugu Lawet Kebumen menjadi simbol kemakmuran masyarakat Kebumen dari bisnis sarang burung, dan karenanya menjadi tugu kebanggaan. Kini Tugu Lawet menjadi tugu nostalgia, dan tugu pengingat bahwa eksploitasi anugerah alam yang tak terkendali cepat atau lambat akan berujung pada penyesalan dan pewarisan kerusakan bagi keturunan
Secuil Komentar teruntuk Kebumen Beriman
Pandangan dekat puncak Tugu Lawet Kebumen dengan dua ekor Burung Walet besar dengan bulu-bulu berwarna abu-abu mendekati hitam, serta patung dua orang penambang sarang burung yang berdiri pada tebing di bawahnya.
Burung Walet berkaki pendek dan jarang menapak di atas tanah. Bahan yang digunakan untuk membuat sarang adalah air liurnya.
Dahulu Tugu Lawet Kebumen menjadi simbol kemakmuran masyarakat Kebumen dari bisnis sarang burung, dan karenanya menjadi tugu kebanggaan. Kini Tugu Lawet menjadi tugu nostalgia, dan tugu pengingat bahwa eksploitasi anugerah alam yang tak terkendali cepat atau lambat akan berujung pada penyesalan dan pewarisan kerusakan bagi keturunan.
Yang patut dicatat adalah bahwa permintaan sarang burung Walet masih tinggi, baik untuk pasar lokal maupun eksport, terutama ke Tiongkok. Penelitian untuk restorasi habitat Burung Walet di Karangbolong perlu digalakkan. Aturan juga harus dibuat dan ditegakkan untuk penambangan sarang yang memperhatikan tabiat dan kelestarian burung.